Pahami dan Tangani Kondisi Frozen Shoulder
- Physio Medical Clinic
- 8 Jun
- 2 menit membaca
Frozen shoulder/kekakuan pada bahu merupakan suatu kondisi peradangan yang ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada bahu yang diakibatkan oleh hilangnya gerakan secara bertahap pada sendi bahu (glenohumeral). Sendi ini terdiri dari bola (kepala humerus) dan soket (glenoid). Biasanya, sendi ini merupakan salah satu sendi yang paling banyak bergerak dalam tubuh. Ketika bahu membeku, sendi menjadi macet dan gerakannya terbatas. Frozen shoulder biasanya berkembang secara perlahan dalam tiga tahap:
Freezing stage. Setiap gerakan bahu menyebabkan rasa sakit, dan kemampuan bahu untuk bergerak menjadi terbatas. Tahap ini berlangsung dari 2 hingga 9 bulan
Frozen stage. Nyeri mungkin berkurang selama tahap ini. Namun, bahu menjadi lebih kaku. Menggunakannya menjadi lebih sulit. Tahap ini berlangsung dari 4 hingga 12 bulan
Thawing stage. Kemampuan bahu untuk bergerak mulai membaik. Tahap ini berlangsung dari 5 hingga 24 bulan

Penyebab frozen shoulder tidak sepenuhnya dipahami. Tidak ada hubungan yang jelas dengan dominasi lengan (lengan yang dominan adalah lengan yang anda lebih suka gunakan untuk sebagian besar tugas) atau pekerjaan. Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya frozen shoulder:
Usia dan jenis kelamin. Orang yang berusia 40 tahun ke atas, terutama wanita, lebih mungkin mengalami frozen shoulder
Imobilitas atau berkurangnya mobilitas
Penyakit sistemik. Penyakit tertentu tampaknya lebih mungkin mengalami frozen shoulder. Penyakit-penyakit yang dapat meningkatkan risiko meliputi: Diabetes, Tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme), Tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme), penyakit kardiovaskular atau penyakit Parkinson.
Dua tujuan utama pengobatan adalah:
Untuk meningkatkan gerakan. Terapi fisik biasanya menjadi pilihan. Terapis fisik menggerakkan lengan untuk meregangkan kapsul setidaknya sekali atau dua kali sehari. Latihan ini meliputi penggunaan tongkat, sistem katrol yang juga dapat dilakukan di rumah dan tali elastis untuk meningkatkan gerakan bahu. Terapi juga dapat menggunakan es, panas, ultrasound atau stimulasi listrik dengan alat fisioterapi dengan pengawasan petugas medis
Untuk mengurangi rasa sakit. Obat antiinflamasi bisa menjadi opsi. Terkadang obat yang diminum dapat juga dapat diberikan sesuai kebutuhan/ kondisi pasien, namun pasien harus diperiksa oleh dokter terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat-obatan tersebut, dan oabt-obatan yang diberikan harus berdasarkan resep dokter.
Semoga artikel ini dapat membantu pemahaman Anda tentang frozen shoulder. Apabila anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi kami agar kami dapat membantu anda mengatasi keluhan yang dialami.
Author: Kartika K. Soegengwibowo
Kartika Kanastari Soegengwibowo adalah fisioterapis olahraga lulusan Universitas Indonesia jurusan Fisioterapi yang melanjutkan pendidikannya di universitas swasta di Jakarta dengan jurusan yang sama, namun fokus pada penanganan cedera olahraga. Sejak duduk di bangku SMP sudah menyukai kegiatan menulis terutama menulis essay. Hingga saat ini selain bekerja sebagai seorang fisioterapis olahraga, kegemarannya dalam menulis tersalurkan dengan banyak membuat tulisan dan artikel-artikel kesehatan.
Sumber foto: