Meniskus merupakan bagian tulang rawan yang berbentuk seperti bulan sabit pada lutut. Letak meniskus ini berada di atas tulang kering. Karena itu, meniskus berfungsi untuk menjaga tulang paha dengan tulang kering (tibia) agar tidak saling bergesekan ketika tubuh sedang aktif bergerak, terutama pada sendi lutut. Cedera meniskus adalah kondisi berupa adanya luka atau robek pada tulang rawan lutut tersebut. Luka di bagian meniskus dapat membuat penderitanya kesakitan dan sulit/tidak dapat bergerak karena lutut akan membengkak serta kaku. Bagi atlet olahraga, cedera pada meniskus menjadi risiko yang cukup rawan terjadi. Robekan meniskus juga kerap kali terjadi bersamaan dengan cedera ligamen sendi lutut atau ACL. Keadaan ini tentu akan menyulitkan karena dapat membuat aktivitas harian menjadi tidak optimal. Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, cedera pada meniskus sering kali disebabkan oleh olahraga fisik yang berat dan membebani lutut.
Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko cedera pada meniskus:
Kurangnya pemanasan sebelum olahraga. Hal ini dapat membuat tubuh kurang fleksibel untuk melakukan gerakan sehingga berisiko terjadi cedera
Faktor usia. Robekan meniskus sering dialami oleh seseorang yang berusia di atas 30 tahun. Lantaran, struktur meniskus cenderung akan melemah seiring bertambahnya usia
Berat badan di atas normal atau obesitas. Obesitas dapat membuat lutut yang menjadi salah satu titik tumpu manusia ketika berdiri menerima beban yang cukup besar
Mengidap osteoarthritis atau pengapuran sendi
Karena terjadi robekan pada tulang rawan, cedera meniskus akan membuat penderitanya merasakan beberapa gejala. Ayo cegah dari sekarang sebelum mengalaminya, jangan sampai cedera meniskus atau bahkan radang sendi pada usia muda terjadi. Beberapa gejala cedera meniskus adalah sebagai berikut:
Terasa nyeri di bagian sendi lutut. Tingkatan nyeri bergantung dari keparahan robekan meniskus yang terjadi
Ketika cedera terjadi, penderitanya akan mendengar bunyi klik pada sendi lutut
Lutut membengkak dan terasa kaku
Kesulitan untuk menggerakkan lutut setelah cedera terjadi, seperti meluruskan atau menekuk lutut
Apabila terindikasi menderita cedera pada meniskus, pasien akan diperiksa lebih lanjut oleh dokter menggunakan rontgen, ultrasonografi (USG), MRI, atau tindakan pemindaian lainnya. Kemudian, dokter akan melakukan penanganan melalui beberapa cara berikut. Apabila cedera yang dialami cenderung ringan, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan metode PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, and Elevation):
Protection: menggunakan proteksi berupa knee dekker untuk melindungi sendi lutut yang nyeri dan mengalami pembengkakan
Rest: hentikan segala aktivitas berat yang dilakukan untuk mengistirahatkan lutut
Ice: kompres dingin lutut menggunakan es yang dibalut oleh handuk selama 10 menit, kemudian lepas kompresan 10 menit, dan lakukan hal tersebut berulang kali
Compression: balut bagian lutut menggunakan perban elastis untuk menghindari semakin parahnya pembengkakan yang terjadi
Elevation: tinggikan posisi kaki yang cedera menggunakan ganjalan bantal
Selain PRICE, pasien juga diberikan pilihan pengobatan lainnya yaitu fisioterapi dengan bentuk terapi yang diberikan adalah penguatan pada otot paha depan dan belakang agar bisa menopang persendian lutut yang sudah mengalami riwayat cedera. Tidak hanya itu, persendian yang mengalami pembengkakan dan peradangan akan ditangani melalui Elektroterapi seperti Ultrasound dan TENS.
Semoga artikel ini dapat membantu pemahaman Anda tentang cedera meniskus. Apabila anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi kami agar kami dapat membantu anda mengatasi keluhan yang dialami.
Author: Kartika K. Soegengwibowo
Kartika Kanastari Soegengwibowo adalah fisioterapis olahraga lulusan Universitas Indonesia jurusan Fisioterapi yang melanjutkan pendidikannya di universitas swasta di Jakarta dengan jurusan yang sama, namun fokus pada penanganan cedera olahraga. Sejak duduk di bangku SMP sudah menyukai kegiatan menulis terutama menulis essay. Hingga saat ini selain bekerja sebagai seorang fisioterapis olahraga, kegemarannya dalam menulis tetap tersalurkan dengan banyak membuat tulisan dan artikel-artikel kesehatan.
Sumber foto:
Comments