Muscle strain atau cedera otot adalah kondisi yang terjadi akibat aktivitas yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda dengan keseleo (yang disebut sprain) yang merupakan trauma pada ligamen. Muscle strain terjadi karena gerakan yang dilakukan bersifat mendadak dan atau terlalu berat. Kejadiannya bisa ringan bisa juga berat sampai dengan robeknya serabut otot.
Faktanya, setiap orang di dunia pernah mengalaminya. Paling sering terjadi karena gerakan olahraga yang salah, dan karena mengangkat beban yang terlalu berat. Pada kondisi yang berat hingga otot robek, dapat juga merobek pembuluh darah yang kecil; sehingga menimbulkan kebiruan (memar) di bawah kulit.
Klasifikasi dari muscle strain:
Grade 1: Kerusakan terjadi < 5% dari serabut otot, sembuh dalam 2-3 minggu.
Grade 2: Kerusakan lebih berat dengan melibatkan > 5% serabut otot, tapi otot tidak sampai robek. Sembuh dalam 3-6 minggu.
Grade 3: Sampai terjadi robek pada otot, yang biasanya sampai dilakukan tindakan operasi untuk memperbaikinya dan biasanya baru sembuh setelah 3 bulan.
Hal yang harus dilakukan pada penanganan cedera muscle strain adalah R.I.C.E.
R.I.C.E. merupakan singkatan dari Rest, Ice, Compression dan Elevation. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain, dan memar). Metode terapi R.I.C.E. ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera, yaitu antara 48 sampai 72 jam segera setelah cedera terjadi.
R = REST
Rest artinya mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sedangkan bagian tubuh yang tidak cedera boleh tetap melakukan aktivitas. Tujuan mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera adalah:
1. Mencegah cedera lebih lanjut
2. Membuat proses penyembuhan luka lebih cepat
Segera setelah cedera sebaiknya jangan gunakan bagian cedera sama sekali atau istirahatkan total sekitar 15 menit. Kemudian, istirahatkan sampai nyeri pada cedera hilang, atau hingga 48 jam.
I = ICE
Secara umum manfaat penggunaan es pada cedera jaringan lunak adalah:
Membatasi pembengkakan
Mengurangi nyeri
Mengurangi spasme otot
Pemberian es dilakukan dengan memasukkan pecahan es ke dalam kantung plastik seluas area cedera atau lebih. Setelah itu bungkus plastik dengan handuk yang sudah dibasahi, kemudian ditempelkan pada area cedera. Kemudian tutup dengan elastic verban melebihi permukaan dari kantung es tadi. Pemberian es sebaiknya dilakukan dalam waktu 10 menit atau sesegera mungkin setelah cedera selama 15 – 20 menit, kemudian diulang setiap 2-4 jam. Pemberian es secara berkala ini dilakukan selama 24 jam pertama setelah cedera.
C = Compression
Kompresi adalah aplikasi gaya tekan terhadap lokasi cedera. Kompresi digunakan untuk membantu aplikasi es dan membatasi pembengkakan yang merupakan faktor utama untuk mempercepat masa rehabilitasi. Oleh karena itu kompresi sering dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari R.I.C.E. Aplikasi kompresi dilakukan dengan melilitkan elastic verban pada bagian cedera, yaitu dengan meregangkan verban hingga 75% panjangnya. Perlu diperhatikan saat melakukan pembebatan jangan terlalu ketat karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi dengan gejala-gejala seperti rasa baal, kesemutan, dan meningkatnya nyeri.
Lilitan ini harus meliputi seluruh area cedera dan diaplikasikan secara terus-menerus selama 24 jam pertama sesudah kejadian cedera. Dalam kasus dimana terjadi perdarahan, kompresi juga dapat membantu menghentikan perdarahan.
E = Elevation
Elevasi adalah meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian jantung sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan. Elevasi juga akan membantu pembuluh darah vena untuk mengembalikan darah dari area cedera ke jantung sehingga mencegah terjadinya akumulasi atau pooling darah di area cedera. Bagian yang mengalami cedera diangkat sehingga berada 15-25 cm di atas ketinggian jantung. Elevasi sebaiknya dilakukan hingga pembengkakan menghilang.
Semoga artikel ini dapat membantu proses pengobatan cedera otot anda. Apabila anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi kami agar kami dapat membantu anda mengatasi cedera dan keluhan yang dialami.
Author: Kartika K. Soegengwibowo
Kartika Kanastari Soegengwibowo adalah fisioterapis olahraga lulusan Universitas Indonesia jurusan Fisioterapi yang melanjutkan pendidikannya di universitas swasta di Jakarta dengan jurusan yang sama, namun fokus pada penanganan cedera olahraga. Sejak duduk di bangku SMP sudah menyukai kegiatan menulis terutama menulis essay. Hingga saat ini selain bekerja sebagai seorang fisioterapis olahraga, kegemarannya dalam menulis tetap tersalurkan dengan banyak membuat tulisan dan artikel-artikel kesehatan.
Sumber foto:
http://pennstatehershey.adam.com/graphics/images/en/19618.jpg
https://isshinternational.org/wp-content/uploads/2014/10/R_I_C_E.gif
Comments