Nyeri merupakan keadaan yang sangat tidak nyaman bagi hampir semua orang. Selain obat-obatan, orang yang sedang mengalami nyeri tentu akan melakukan berbagai usaha untuk mengurangi intensitas nyeri mereka. Kompres dingin dan hangat merupakan dua jenis metode yang mudah dan paling sering digunakan untuk meredakan keluhan tersebut. Namun, tahukah Anda kapan saat yang tepat untuk menggunakan kompres hangat dan kapan saat yang tepat untuk menggunakan kompres dingin? Apa saja manfaat dari masing-masing metode kompres tersebut? Dalam keadaan apa saja kompres hangat tidak boleh digunakan?
Bagaimana cara kerja kompres hangat?
Suhu hangat dapat memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga aliran darah dan suplai oksigen dapat lebih mudah mencapai daerah yang sakit. Hal ini akan membantu relaksasi dari otot dan mengurangi nyeri. Suhu yang hangat juga akan mengurangi kekakuan dan meningkatkan rentang gerak bagian tubuh yang nyeri (efek relaksasi).
Kapan dan bagaimana cara melakukan kompres hangat?
Kompres hangat dapat diberikan melalui handuk yang telah direndam dalam air hangat, botol yang berisi air hangat, atau bantal pemanas yang khusus dirancang untuk mengompres. Suhu yang digunakan untuk mengompres harus diperhatikan agar tidak terlalu panas. Suhu yang disarankan untuk kompres hangat adalah sekitar 40-50 derajat celcius. Biasakan untuk tidak megompres lebih dari 15 menit, kecuali jika dokter menyarankan demikian. Pastikan pula tidak langsung meletakkan sumber panas ke kulit karena dapat menyebabkan luka bakar atau iritasi.
Kompres hangat biasa digunakan untuk meredakan nyeri otot atau sendi yang sudah berlangsung lama (kronik) dan dianjurkan untuk meredakan demam. Pembuluh darah yang melebar akibat suhu hangat dapat membantu mempermudah pengeluaran panas dari tubuh. Walau digunakan untuk mengurangi nyeri, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa kompres hangat tidak dianjurkan pada luka yang baru atau kurang dari 48 jam karena akan memperburuk kondisi luka akibat penumpukan cairan pada lokasi yang cedera dan meningkatkan nyeri. Kompres hangat juga tidak boleh digunakan pada luka terbuka dan luka yang masih terlihat bengkak.
Bagaimana cara kerja kompres dingin?
Kompres dingin biasa dipakai pada daerah yang bengkak atau memar. Berkebalikan dengan kompres hangat, pada kompres dingin, suhu yang rendah dapat merangsang penyempitan diameter pembuluh darah (vasokonstriksi) dan memperlambat aliran darah yang menuju ke lokasi cedera sehingga mampu memnurunkan pembengkakan dan inflamasi pada jaringan tersebut.
Pada daerah yang cedera terjadi proses peradangan (inflamasi) dan kerusakan pembuluh darah yang akan menyebabkan kulit berwarna merah kebiruan (memar). Es atau air dingin dapat menurunkan peradangan tersebut. Perlu diketahui bahwa penurunan aliran darah yang dihasilkan dari kompres dingin ini akan menyebabkan berkurangnya zat-zat perangsang inflamasi yang bergerak menuju lokasi cedera sehingga dapat mengurangi bengkak dan nyeri.
Kapan dan bagaimana cara melakukan kompres dingin?
Kompres dingin biasa digunakan dalam 24 hingga 48 jam setelah terjadinya cedera dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya inflamasi. Metode ini paling baik digunakan untuk cedera olahraga seperti terkilir, terbentur, atau memar. Bungkus kompres terlebih dulu dengan handuk agar suhu dingin tidak menyentuh kulit secara langsung. Sama seperti pada kompres hangat, sebaiknya Anda tidak menempelkan kompres dingin lebih dari 15 menit.
Kompres dingin dan kompres hangat memiliki manfaatnya masing-masing. Kompres dingin lebih cocok digunakan pada cedera yang sifatnya baru (antara 24-48 jam), sedangkan kompres hangat sangat berguna untuk meredakan nyeri yang sudah berlangsung lama (kronik). Walaupun berbeda manfaat, pada prinsipnya, cara mengaplikasikan kedua metode ini hampir sama.
Semoga artikel ini dapat membantu pengertian anda tentang perbedaan antara kompres dingin dan kompres hangat. Apabila anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi kami agar kami dapat membantu anda mengatasi keluhan yang dialami.
Author: Kartika K. Soegengwibowo
Kartika Kanastari Soegengwibowo adalah fisioterapis olahraga lulusan Universitas Indonesia jurusan Fisioterapi yang melanjutkan pendidikannya di universitas swasta di Jakarta dengan jurusan yang sama, namun fokus pada penanganan cedera olahraga. Sejak duduk di bangku SMP sudah menyukai kegiatan menulis terutama menulis essay. Hingga saat ini selain bekerja sebagai seorang fisioterapis olahraga, kegemarannya dalam menulis tetap tersalurkan dengan banyak membuat tulisan dan artikel-artikel kesehatan.
Sumber foto:
http://backpainrelief.com.au/five-easy-options-in-back-pain-treatment/
https://www.tensnet.com/Torex-Hot-and-Cold-Compress-Sleeve-small-arm-size-4-x-10-inch.html
Comments